LOMBOKEDITOR.COM – Bunda Niken Zulkieflimansyah, selaku Ketua Pengurus Wilayah Himpunan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Anak Usia Dini (HIMPAUDI) NTB, mengajak ratusan guru PAUD di seluruh Nusa Tenggara Barat (NTB) untuk memanfaatkan barang-barang bekas sebagai alat peraga edukasi.
Ajakan kreatif ini dilakukan dalam kegiatan Penguatan Literasi bagi Pendidik dan Tenaga Kependidikan Anak Usia Dini, yang bertujuan meningkatkan kualitas pengajaran sekaligus menjaga lingkungan hidup dengan memanfaatkan sampah.
Menurut Bunda Niken, guru-guru PAUD bisa merangkai alat peraga edukasi yang inovatif dari bahan sederhana seperti kardus bekas, plastik, dedaunan, dan benda lain yang sering diabaikan.
“Dengan kreativitas dan kemauan, sampah ini bisa disulap menjadi alat peraga yang mendidik dan menyenangkan bagi anak-anak,” ungkap Bunda Niken.
Tidak hanya sebagai langkah untuk mengurangi limbah, namun cara ini juga mengasah kreativitas guru dan anak-anak.
Bunda Niken menjelaskan, alat peraga edukasi dari barang bekas ini tidak hanya bermanfaat untuk kegiatan belajar, tetapi juga mengajarkan kepada anak-anak betapa pentingnya mencintai lingkungan.
Sebagai contoh, bahan-bahan bekas tersebut bisa dirancang menjadi media mendongeng, permainan sederhana, hingga buku cerita yang menarik. Dengan demikian, guru PAUD di NTB diajak untuk memanfaatkan bahan-bahan yang ada di sekitar mereka tanpa perlu mengeluarkan biaya mahal.
Menciptakan Lingkungan Belajar yang Lebih Ramah dan Inovatif
Selain mengembangkan alat peraga kreatif, Bunda Niken juga menekankan pentingnya menciptakan suasana belajar yang ramah lingkungan.
“Sampah yang diolah menjadi alat peraga edukasi akan menjadikan anak-anak lebih peka terhadap lingkungan sekitar sejak dini,” ujarnya.
Dengan cara ini, guru PAUD bukan hanya mengajarkan ilmu tetapi juga menanamkan kesadaran akan kebersihan dan keberlanjutan alam kepada anak-anak.
Langkah ini merupakan bentuk nyata dari upaya HIMPAUDI NTB untuk menginspirasi para pendidik agar semakin inovatif dan kreatif dalam mengembangkan metode belajar yang efektif dan menyenangkan bagi anak usia dini.
Bunda Niken percaya bahwa kreativitas harus terus didorong agar pendidikan PAUD di NTB bisa lebih maju dan memberikan manfaat yang besar bagi generasi penerus.
Pelatihan Penguatan Literasi untuk Guru PAUD di NTB
Kegiatan ini dihadiri oleh lebih dari 200 guru PAUD di NTB. Selain dihadiri oleh Bunda Niken, acara tersebut juga menghadirkan Duta Baca Indonesia, Gol A Gong, yang memberikan semangat kepada para peserta.
Kehadiran Gol A Gong menambah warna dalam pelatihan, di mana para guru berbagi pengalaman dan wawasan tentang cara menyusun bahan ajar yang menarik dari bahan-bahan sederhana.
Sekretaris PW HIMPAUDI NTB, Rosdianah Kifly, menyampaikan bahwa kegiatan ini menjadi peluang bagi para guru untuk belajar dan memperluas wawasan dalam penyusunan alat peraga yang kreatif.
“Guru PAUD adalah tonggak awal bagi pembentukan karakter anak-anak, dan dengan pemanfaatan barang bekas, mereka bisa lebih kreatif sekaligus mengajarkan kecintaan pada lingkungan,” kata Rosdianah.
Dampak Positif bagi Pendidikan dan Lingkungan
Selain manfaatnya bagi pembelajaran, pengolahan sampah sebagai alat peraga edukasi juga mendukung program pelestarian lingkungan di NTB. Bunda Niken optimis, jika guru-guru PAUD mampu mengoptimalkan pemanfaatan barang bekas, mereka akan turut mengurangi jumlah sampah yang dibuang ke lingkungan.
“Kami berharap, ke depan para guru PAUD dapat menjadi pelopor dalam penggunaan bahan bekas sebagai alat peraga edukasi. Dengan begitu, mereka tak hanya mengajarkan ilmu, tapi juga menanamkan rasa cinta terhadap lingkungan kepada generasi penerus kita,” pungkas Bunda Niken.
Melalui ide kreatif ini, lembaga PAUD tidak perlu lagi membeli alat peraga yang mahal. Barang bekas yang ada di sekitar mereka bisa menjadi solusi efektif bagi keterbatasan biaya, namun tetap menghasilkan bahan ajar yang berkualitas. Para pendidik yang kreatif dan inovatif ini diharapkan mampu membawa perubahan positif bagi dunia pendidikan anak usia dini di NTB.
Penulis : LE-03
Editor : Lombok Editor