Kategori
OPINI

Sport Tourism, Bang Zul Branding NTB Menyapa Dunia

Jika kita mengunakan kata kunci Sport Taurism untuk berselancar di google, Youtube, FB, IG, X dan seterusnya maka muncul kata Lombok, Sumbawa , NTB dalam berbagai website dan saluran nasional maupun internasional.

Apalagi kata kunci ditambah WSBK, MXGP dan MotoGP maka bertebaran news dan saluran TV menyiarkan kegiatan event internasional di NTB berapa tahun terakhir

Pulau Lombok NTB sebagai pusat kegiatan ini semakin dikenal sebagai destinasi wisata olahraga, Lombok melihat kehadiran MotoGP Mandalika sebagai peluang untuk memperkuat identitasnya.

Bambang Soesatyo Ketua Umum Ikatan Motor Indonesa ( IMI) menyebut kegiatan events intenasional seperti Motogp dan WSBK diperkirakan sekitar 500 juta penonton turut menyaksikan melalui televisi, kanal Youtube, Instagram, Facebook dan berbagai sosial media lainnya

Kegiatan seperti ini menjadi country branding yang luar biasa bagi Indonesia. Wartawan dari 100 negara pun meliput events internasional ini, dan semakin menduniakan Indonesia dan Lombok, NTB pada khususnya.

Kembalinya Indonesia ke ajang Moto-GP bukanlah sebuah proses singkat. Ada banyak faktor yang memengaruhinya, termasuk kebijakan pemerintah yang dalam prosesnya melibatkan banyak stakeholder termasuk dukungan Pemerintah Provinsi NTB

Pemerintah ingin menjadikan salah wisata NTB ( KEK) Lombok-Mandalika sebagai salah satu dari 10 Bali baru agar pariwisata nasional terus kompetitif bersaing sebagai salah satu sektor andalan

Lalu dimana keterlibatan Pemerintah Provinsi NTB saat Gubernur dan Wakil Gubenur NTB Dr Zulkieflimansyah dan Dr Siti Rohmi Jalilah ?

Barang tentu terlalu banyak jika ditulis dalam artikel ini , tetapi cukup kita lihat respon publik hasil sebuah survei terhadap kinerja pasangan Zulrohmi dalam kegiatan events Internasional ini

Berdasarkan Hasil survei Olat Maras Institute (OMI) per Desember 2022 tingkat kepuasan Masyarakat NTB masih tinggi menyentuh angka 67%, salah satu penyebabnya prestasi dalam Events International Balap Motor seperti MotoGP dan MXGP

Terkait Events Balap Motor Internasional, masyarakat sangat antusias menjadi tuan rumah MotoGP dan MXGP. Sebanyak 94,2% masyarakat NTB mengetahui Events tersebut karena merasa berdampak secara langsung maupun tidak langsung.

Satrio Samtha Nugraha Master of International Relations di Kazan Federal University, Rusia, dan ASN Direktorat Jenderal Imigrasi menjelaskan dalam artikelnya bahwa Moto-GP di Mandalika Lombok pada dasarnya merupakan salah satu olahraga dengan penonton terbesar di dunia.

Dengan jumlah fan/pendukung yang luar biasa besar dan didukung media-media baik lokal maupun mancanegara, keikutsertaan Indonesia pada ajang itu diibaratkan gadis cantik di antara semua negara dalam kalender balap Moto-GP.

Dari sudut pandang pariwisata, Mandalika sebagai sebuah KEK dipersiapkan untuk memperluas market bagi pariwisata Indonesia sehingga akan memicu pertumbuhan di daerah-daerah lainnya. Mengingat posisi strategis geografis Indonesia sebagai negara kepulauan di daerah tropis, keberadaan Mandalika akan semakin mendongkrak nilai pariwisata nasional untuk dapat bersaing dengan negara lain

Mempercepat Pembangunan Daerah

Pelaksanaan events internasional selain menduniakan pariwisata NTB , event seperti MXGP dan MotoGP, membuat masyarakat dipaksa untuk berinteraksi dengan keragaman dan hal hal baru yang dengan sendirinya akan banyak belajar dan berubah

Pentingnya kehadiran event internasional dan manfaatnya bagi daerah dalam percepatan pembangunan, salah satunya dari sisi infrastruktur seperti bandara, pelabuhan, rumah sakit, jalan, layanan listrik dan telekomunikasi yang harus dibenahi oleh pemerintah sebagai syarat dan standar event internasional.

Begitupula dengan geliat ekonomi dan produksi yang terjadi karena adanya permintaan untuk penerbangan, hotel, agen perjalanan, restoran, tempat hiburan, wisata serta pelayanan publik untuk ketersediaan listrik, arus komunikasi bagi ribuan pengunjung, yang akan datang rutin setiap tahunnya.

Hal ini juga memancing kepastian bisnis dan investasi untuk lapangan kerja baru yang akan mengurangi kemiskinan dan menekan angka pengangguran

Beberapa hal ini dan banyak manfaat lainnya dari penyelenggaraan event internasional seperti ini akan membawa perubahan bagi masyarakat NTB***

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Kategori
OPINI

Muktamar NW di IKN, Melanjutkan Spirit Perjuangan Maulana Syaikh

Ibukota Negara Indonesia atau IKN yang bernama Nusantara sudah memasuki tahap pembangunan, pemerintah pusat sangat konsern dalam mewujudkan IKN tersebut.

Bentuk konsern tersebut juga tidak saja dilakukan melalui pembangunan insfrastruktur saja, namun dari berbagai sisi juga diperhatikan guna keberhasilan terwujud tujuan IKN.

Bangsa Indonesia tidak bisa lepas dari yang namanya sejarah. Kita tahu bahwa lokasi IKN Nusantara saat ini, dahulu adalah tempat bersejarah dengan pernah berdirinya Kerajaan pertama di Indonesia, Kutai Kartanegara.

Lokasi di wilayah Kalimantan Timur ini menjadi saksi, bahwa Indonesia sejak dahulu telah memiliki peradaban sejarah yang luar biasa. Ditambah lagi dengan sisi spiritual yang menjadi pendamping dalam kehidupan bersejarah Keraton Kutai Kartanegara.

Dalam pandangan Budayawan Ngatawi Al Zastrouw, terdapat makna spiritual dan historis di balik pemilihan nama Ibu Kota Negara (IKN) baru Nusantara.

Secara spiritual, Nusantara memiliki makna perjuangan secara sungguh-sungguh dan tekad yang kuat untuk mempersatukan bangsa.

Sedang dari sisi historis Nusantara bermakna mengingatkan bangsa ini akan sejarah terdiri atas berbagai pulau, suku, ras, agama, dan budaya dari Sabang sampai Merauke yang bisa bersatu padu menjadi satu kesatuan

Begitu pun pelaksanaan Muktamar ke-XV Nahdlatul Wathan (NW) di Ibu Kota Nusantara (IKN) pada 3-5 Mei 2024 pasti mempunyai makna tersendiri atas pelaksaan kegiatan ini

Kita tahu spirit perjuangan yang dilakukan pendiri NW TGKH Muhammad Zainuddin Abdul Madjid tidak terlepas dari nilai spritual dan kebangsaan  dalan menjaga Negara Kesatuan Republik Indonesia ( NKRI)

Nilai kebangsaan ini dilakukan sejak zaman penjajahan, dimana TGKH Muhammad Zainuddin Abdul Madjid juga menjadikan madrasah NWDi dan NBDI sebagai pusat pergerakan kemerdekaan. dan dijadikan tempat untuk menggembleng para patriot bangsa yang siap melawan dan mengusir para penjajah.

Bahkan, secara khusus, TGKH Muhammad Zainuddin Abdul Madjid membentuk Gerakan Laskar Al-Mujahidin. Gerakan tersebut bergabung dengan gerakan-gerakan rakyat lainnya di Pulau Lombok untuk bersama-sama membela dan mempertahankan kemerdekaan bangsa Indonesia.

Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Wathan (PBNW) TGKH Lalu Gede Muhammad Zainuddin Atsani mengatakan, penyelenggaraan Muktamar di gerbang IKN ini merupakan salah satu bentuk perjuangan pendiri NW, TGKH Muhammad Zainuddin Abdul Madjid

Pembangun IKN satu visi dan misi NW bertujuan memajukan bangsa, untuk masyarakat yang lebih beradab, lebih berkeadilan demi Indonesia maju

NW lahir dari sebuah pemikiran konstruktif dari semangat patriotisme dan nasionalisme yang tinggi dari pendiri NW Almagfurulah TGKH Muhammad Zainuddin Abdul Madjid. Beliau adalah seorang tokoh negarawan pejuang kemerdekaan.

Muhammad Zainuddin Atsani sering mengatakan bahwa NW akan menjadi kuat, hebat, dan bermartabat melalui tiga strategi keorganisasian, kebangsaan dan keummatan.

TGB Zainudin Atsani kembali pimpin Nahdlatul Watan

Tuan Guru Kyai Haji (TGKH) Lalu Gede Muhammad Zainuddin Atsani terpilih kembali sebagai Ketua Umum Nahdlatul Watan (NW) dalam Muktamar XV di Balikpapan, Kalimantan Timur.

Muktamar di Balikpapan adalah yang pertama diselenggarakan di luar Nusa Tenggara Barat, tempat di mana Nahdlatul Watan berdiri pada 1 Maret 1953 oleh Pahlawan Nasional Indonesia TGKH Muhammad Zainuddin Abdul Madjid***

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Kategori
OPINI

Silaturahmi Bang Zul Mengejawantahkan Nilai Ke-Sasak-an

Provinsi Nusa Tenggara Barat merupakan rumah dari tiga suku bangsa yang ada di Bima, Sumbawa dan Lombok. Pada abad ke 16 awal ke 17 Islam sampai ke Lombok dipimpin oleh Sunan Giri, yang membuat Islam menjadi agama mayoritas dari masyarakat yang mendiami pulau Lombok saat ini. 

Suku sasak dikenal akan kaya bahasa, budaya dan agama yang beragam yang dianut oleh masyarakat sasak yang kemudian melahirkan tradisi atau adat istiadat.Masyarakat sasak yang saat ini berada di Indonesia, pada umumnya mereka masih tetap menjalankan hal yang memang sudah ditetapkan pada zaman dahulu.

Masyarakat yang saat ini tinggal di pedesaan, mereka sangat menghargai adanya adat istiadat dan menjalankan sesuai dengan aturan zaman dahulu. Adat istiadat dapat diartikan sebagai suatu wadah dalam memudahkan masyarakat untuk menjalankan komunikasi antar anggota dalam melaksanakan kegiatan (Baherint Sugihen 2007).

Dengan melihat realitas yang ada dalam berkembangnya teknologi informasi saat ini, masyarakat tetap melaksanakan budaya dan tradisi serta ritual yang sudah ada sejak zaman dahulu karena masyarakat memiliki sistem nilai-nilai sosial dan agama yang sudah melekat di dalamnya. Islam merupakan suatu ajaran kebenaran.

Namun Islam dengan budaya dapat diartikan dua sisi yang tidak mudah dipisahkan dari kehidupan masyarakat sasak. Masyarakat suku sasak di sini diartikan dengan masyarakat yang mendiami pulau Lombok dan menjalankan interaksi setiap hari dengan bahasa Sasak. Mayoritas agama di Lombok adalah masyarakat menganut Agama Islam

Salah satu bagian interaksi sosial masyarakat adalah silaturahmi, silaturahmi sendiri merupakan budaya yang sangat penting kehidupan masyarakat Sasak . Tradisi ini berperan dalam mempererat hubungan sosial dan membina rasa persaudaraan di antara masyarakat.

Tradisi silaturahmi di dalam kehidupan masyarakat Sasak sudah terjalin sejak zaman nenek moyang. Hal ini tercermin dari banyaknya tradisi yang diadakan oleh masyarakat Sasak

Ada beberapa sikap dan cerminan masyarakat Sasak dalam membangun hubungan dengan antar sesama atau orang luar, diantaranya tercermin dari sebelas macam “saling” sebagai pengikat tali silaturrahmi masyarakat Sasak, yaitu:

(1) saling jot/perasak (sama-sama saling memberi atau mengantarkan makanan);

(2) saling pesilaq (sama-sama saling undang untuk suatu hajatan keluarga);

(3) saling belangarin (sma-sama saling layat jika ada kerabat/sahabat yang meninggal);

(4) saling ayoin (sama- sama saling mengunjungi);

(5) saling ajinan (sama-sama saling menghormati atau saling menghargai terhadap pebedaan, menghargai adanya kelebihan dan kekurangan yang dimilki oleh seseorang atau kelompok tertentu);

(6) saling jangoq (sama-sama saling silaturrahmi, menjenguk jika ada di antara sahabat sedang mendapat atau mengalami musibah):

(7) saling bait (sama-sama saling ambil-ambilan dalam adat perkawinan):

(8) saling wales/bales (sama- sama saling balas silaturrahmi, kunjungan atau semubudi /kebaikan yang pernah terjadi karena kedekatan-persahabatan);

(9) saling tembung/sapak (sama-sama saling tegur sapa jika bertemu atau bertatap muka antar seorang dengan orang lain dengan tidak membedakan suku atau agama);

(10) saling saduą (sama-sama saling mempercayai dalam pergaulan dan persahabatan) terutama membangun peranakan Sasak Jati (persaudaraan Sasak sejati) di antara sesama sanak (saudara) Sasak dan antar orang Sasak dengan batur luah (non-Sasak):

(11) saling ilingan/peringet (sama-sama salingmengingatkan satu sama lain antara seseorang (kerabat/ sahabat) dengan setulus hati demi kebaikan dalam menjamin persaudaraan/silaturahmi.

Dalam menjalan berbagai tradisi masyarakat sasak maka tidak hanya sebatas hanya suku Sasak, tetapi suku lain semestinya ikut melaksanakan jika bermukim di tanah Pulau Lombok

Suku Sasak adalah masyarakat yang terbuka dan menerima siapa pun dia, dari suku atau agama apa pun, cermin toleransi dan keterbukaan masyarakat sasak pernah utarakan Peneliti asal Australia Dr James Stevenson Bennett  dan menilai bahwa masyarakat Suku Sasak di Lombok sangat toleran dan bisa hidup damai dengan suku lain, hal ini disampaikan dalam Studium Generale Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Universitas Islam Negeri (UIN) Mataram

Dr James Stevenson Bennett memaparkan hasil penelitiannya tentang masyarakat Suku Sasak di Lombok yang hidup damai dengan masyarakat Hindu Bali.

Dalam kajianya, dia melakukan kajian terkait sejarah Mayura dan berbagai adat istiadat yang berkembang pada masyarakat sasak.

James Stevenson Bennett menyampaikan, Suku Sasak tempo dulu sangat ramah terhadap berbagai jenis budaya yang masuk.

Bang Zul mengejawantahkan nilai Ke-Sasak-an

Apa hubungan sosok Zulkieflimansyah dengan tradisi masyarakat Sasak, sementara Bang Zul adalah Suku Samawa yang  mendiami Pulau Sumbawa NTB.

Zul sejak masuk SMP di Mataram sudah tahu apa yang dilakukan dalam interaksi sosial dengan masyarakat Sasak, seperti kata pribahasa “Di mana bumi dipijak, di situ langit dijunjung tinggi,”

Peribahasa ini mengandung makna bahwa seseorang sudah sepatutnya mengikuti atau menghormati adat istiadat yang berlaku di tempat ia hidup atau tinggal. Adat istiadat inilah yang mungkin memunculkan keyakinan etis spiritual Bang Zul ada pada masyarakat sebagai nilai yaitu hal yang baik, yang seharusnya ditransfer kepada kehidupan dirinya dalam bergaul dengan semua level di masyarakat

Mengejawantahkan nilai Ke-sasak-an itu bukan menempat piranti – piranti budaya sasak seperti keindahan pakaian adat sebagai utama, tetapi jauh lebih bermartabat bagaimana meleburkan diri dalam nilai nilai tradisi kehidupan masyarakat Sasak.

Mungkin Bang Zul dalam menjalankan silaturahmi dengan masyarakat Sasak lebih pada pijakan spiritualnya seperti banyak perintah dalam Al-Quran dan hadits yang menerangkan pentingnya silaturahmi dalam islam.

Tetapi dari itu juga silaturahmi Bang Zul sampai pelosok Pulau Lombok ,sadar atau tidak dia sudah masuk ke atsmosfir nilai kesasakan, masyarakat Sasak  memandang nilai kemanusiaan seorang itu sejauhmana dia membangun hubungan antar sesamanya (silaturahmi)

Pastinya  Bang Zul telah menjalankan cerminan tradisi masyarakat sasak seperti sudah dijelaskan diatas, saling jot, saling saduą, saling wales/bales, saling jangoq dan terusnya

Bang Zul Tiada hari Tanpa Silaturohmi

Untuk urusan silaturahmi, semua orang bisa menyaksikan sendiri. Jauh sebelum dirinya kemudian dipilih rakyat NTB sebagai gubernur berpasangan dengan Dr Hj Siti Rohmi Jalilah MPd sebagai wakil gubernur NTB periode 2018-2023, ternyata Bang Zul memang rajin menjalin silaturahmi lintas batas, lintas kampung dari ujung Ampenan di Pulau Lombok hingga ujung Sape di belahan Timur Nusa Tenggara Barat.

Kebiasan mengunjungi kerabat dekat, sahabat dan kolega itu dilakukan Bang Zul hingga kini tanpa sekat, apalagi berlatar belakang SARA. Itu sepertinya jauh dari kamus kehidupan Bang Zul.

Jejak rekam Bang Zul sebagai sosok yang rajin mengunjungi kawan dan bersilaturahmi ini dengan mudah bisa kita ikuti dari akun media sosialnya, entah facebook, X dan lain-lain. Bang Zul melampaui batas, borderless. Bahkan out of the box.

Maka, ketika ada yang mengatakan Bang Zul sebagai sosok yang ingin melemahkan kelompok tertentu, apalagi bernuansa SARA. Jelas itu sebuah kekeliruan yang fatal.

Jangankan dengan Orang Sasak, Mbojo atau di Kampung halamannya Sumbawa, Bang Zul bahkan telah melampaui lintas benua untuk menunjukkan betapa terbukanya dia menerima perbedaan dan selalu siap berteman baik dengan siapapun juga. Mau orang Australia, Amerika, Afrika, welcome.“Memenuhi undangan masyarakat untuk silaturahmi. Insya Allah saya selalu sempatkan hadir,” kata Bang Zul.***

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Kategori
OPINI

Hardiknas : Beasiswa NTB, Pikiran Besar Doktor Zul

Pada tahun 2045, Indonesia memasuki usia 100 tahun, ini menjadi momentum bagi Indonesia untuk mewujudkan Visi Indonesia Emas. Satu bentuk perwujudan Indonesia Emas yaitu menjadikan manusia Indonesia yang unggul. 

Kualitas pendidikan menjadi hal yang urgen guna melahirkan generasi emas Indonesia di tahun 2045. Itu artinya, pendidikan merupakan kunci utama bagi suatu negara untuk unggul dalam persaingan global. Pendidikan dianggap sebagai bidang yang paling strategis untuk mewujudukan kesejahteraan nasional.

Sumber Daya Manusia (SDM) yang cerdas dan berkarakter merupakan prasyarat terbentuknya peradaban yang tinggi.

Sebaliknya, SDM yang rendah akan menghasilkan peradaban yang kurang baik pula.

Bangsa yang berdaya saing tinggi berpeluang memenangkan persaingan. Sebaliknya, daya saing terbatas atau rendah, menyebabkan bangsa tersebut tertinggal di belakang. Apalagi, persaingan masa depan bukan lagi ditandai konteks globalisasi abad ke-20, tetapi globalisasi yang bercorak digital. Terlebih, kualitas pendidikan Indonesia masih jauh dari kata sempurna.

Asri Kusuma Dewanti Dosen FKIP Universitas Muhammadiyah Malang menjelaskan dari pemeringkatan dari word population review 2021 yang menempatkan negeri ini pada peringkat ke-54 dari 78 negara yang masuk dalam pemeringkatan pendidikan dunia. Indonesia masih kalah ketimbang negara serumpun Asia Tenggara, yaitu Singapura di posisi 21, Malaysia 38, dan Thailand 46.

Begitupun, berdasarkan Human Development Index (HDI), Trends in International Mathematics and Science Study (TIMSS), Progress in International Reading Literacy Study (PIRLS), serta Programme for International Student Assessment (PISA), peringkat Indonesia berada pada posisi menengah bawah hingga rendah.

Beasiswa anak NTB kuliah di luar negeri

Gubernur NTB periode 2018 – 2023 Dr H Zulkieflimansyah dan wakil Gubernur Hj Siti Rohmi Jalilah mempunya visi jauh kedepan dalam membangun pendidikan putra putri Nusa Tenggara Barat ( NTB) lewat program Beasiswa NTB

Beasiswa NTB adalah program unggulan Pasangan Zulrohmi saat memimpin NTB, dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang ada di daerah Nusa Tenggara Barat. Beasiswa NTB merupakan program pengiriman 1000 Cendekia Gemilang, dimana putra dan putri Nusa Tenggara Barat yang berprestasi akan dikirim dan dibiayai ke luar negeri untuk melanjutkan studinya, baik itu untuk jenjang S1, S2 maupun S3.

Dalam program Beasiswa NTB, semua biaya pendidikan yang dibutuhkan penerima beasiswa diberikan secara gratis. Sumber dananya tidak saja mengandalkan APBD namun melakukan kerja sama dengan pihak ketiga.

Skema pembiayaan Beasiswa NTB meliputi biaya penuh. Artinya, penerima beasiswa diberikan uang kuliah, biaya hidup, visa, tiket keberangkatan hingga kepulangan, dan asuransi.

Selanjutnya skema kerja sama dengan perguruan tinggi yang menawarkan beasiswa parsial. Penerima beasiswa ditanggung biaya visa, medical check up, dan tiket keberangkatan. Skema lainnya adalah pendanaan oleh pihak ketiga, seperti China Scholarship, OPD, dan program untuk shortcourse.

Kategori Beasiswa NTB ini meliputi beasiswa miskin berprestasi (BMB). Beasiswa ini diberikan kepada masyarakat yang menempuh pendidikan jenjang D1 dan S1 di perguruan tinggi swasta di Provinsi NTB.

Selanjutnya kategori beasiswa stimulan unggulan (BSU), dan beasiswa stimulan kerja sama (BSK). Beasiswa ini diberikan kepada masyarakat NTB yang membutuhkan bantuan pendidikan namun bersifat sementara atau stimulan.

Dari ketiga skema beasiswa tersebut, khusus beasiswa dalam negeri sejak tahun 2018 hingga 2022 sebanyak 3.903 anak muda dari seluruh NTB menerima beasiswa. Rinciannya, kategori BMB sebanyak 732 orang, kategori BSK sebanyak 1.479 orang, dan kategori BSU sebanyak 1.692 orang.

Khusus penerima beasiswa luar negeri, jumlah penerima Beasiswa NTB sejak 2018-2022 yang mengenyam pendidikan di luar negeri sebanyak 731 orang. Kategori a dan b sebanyak 590 penerima. Rinciannya, tujuan Malaysia 359, Taiwan 9, China 28, Ceko 12, Rusia 4, Sudan 14, Polandia 161, dan Hungaria 1 orang.

Untuk kategori C sebanyak 141 orang. Rinciannya, tujuan Malaysia 58 orang, Taiwan 9, Thailand 8, Polandia 25, Australia 5, China 1, Korea 35 (sumber Lombok Post )

Cetak Generasi Emas 2024

Zulrohmi dalam pemerintahannya membuat keputusan yang sedikit radikal dengan menginisiasi program Beasiswa NTB, dan tak jarang seorang kepala daerah berani melakukan hal ini karena membutuhkan anggaran yang cukup besar , penganggaran dalam bidang pendidikan adalah seperti buang air diatas tumpukan pasir, menghilang dengan cepat tanpa bekas

Penganggaran pendidikan jumlah  besar adalah pemikiran seorang kepala daerah dengan  pikiram besar dan  punya visi 10 atau puluhan tahun kedepan, investasi bidang bidang pendidikan untuk anak bangsa bukan terlihat dalam jangka pendek tetapi jangka panjang.

Zulrohmi mengistilahkan program Beasiswa NTB sebagai leap frogging atau lompatan katak untuk menggambarkan keradikalan keputusan tersebut.

Leap frogging sendiri merupakan istilah bidang ekonomi, istilah ini merujuk pada inovasi radikal yang diambil sebuah perusahaan baru untuk melampaui perusahaan lama yang sudah mapan

Melalui program Beasiswa NTB ini Zulrohmi menginginkan agar kaum muda di NTB tidak melulu berkutat dengan isu hoax dan berita politik semata, terutama di media sosial.justru harapannya agar kaum muda NTB dapat memperbincangkan “wajah dunia” setiap harinya

Seperti penjelasan Bang Zul bahwa pengiriman mahasiswa ke luar negeri bukan disebabkan kualitas pendidikan yang rendah di dalam negeri dengan tujuan agar anak NTB bisa melihat dunia luar dan bertemu dengan orang dari berbagai penjuru dunia, akan memunculkan rasa kebangsaan generasi muda NTB.

Sementara study di dalam negeri menurutnya hanya bisa memicu munculnya rasa kedaerahan (etnosentrisme).“Jika orang NTB hanya dikirim ke Bandung, Bogor, Jakarta, Yogyakarta dan Malang, yang muncul hanya sifat kedaerahannya,” terangnya

“Tapi sekali dia dikirim ke belahan dunia lain, yang muncul adalah rasa kebangsaan,” katanya melanjutkan. “Jika orang NTB hanya dikirim ke Bandung, Bogor, Jakarta, Yogyakarta dan Malang, yang muncul hanya sifat kedaerahannya,” ucap Bang Zul.

Alasan lain menurut Bang Zul, program beasiswa NTB merupakan bentuk investasi dalam jangka panjang, hanya saja hasil dari program ini tidak langsung dirasakan sekarang, justru akan dipanen pada puluhan tahun yang akan datang.

Bang Zul berharap bahwa puluhan tahun ke depan berbagai jabatan di sektor pemerintahan dan lainnya akan diisi oleh generasi dari NTB.

Maka dari itu  semestinya semua pihak mendukung program beasiswa NTB yang sudah dicanangkan oleh Zulrohmi, jika tidak kita mulai dari sekarang maka tingkat pendidikan masyarakat NTB tetap posisi rendah

Sementara kualitas Pendidikan NTB peringkat ke 33 dari 34 provinsi di indonesia. budaya lieterasi (minta baca) penduduk NTB berada pada peringkat ke 31 dari 34 provinsi. ditambah lagi dengan tingginya angka putus sekolah,

Sedangkan berdasarkan data statistik pendidikan di Provinsi NTB tahun 2019 untuk angka tidak/belum pernah sekolah berdasarkan umur, mulai dari umur 7-12 tahun sebanyak (30,45%), umur 13-15 tahun (11,46%), umur 16-18 tahun (1,6%) umur 19-24 tahun (56,49%). ada sekitar 32.355 anak NTB tidak mengenyam pendidikan menengah pada 2018.***

 

 

 

 

 

 

 

9

 

 

Kategori
OPINI

Refleksi Hardiknas : Beasiswa NTB Merajut Impian

Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) yang dirayakan setiap tanggal 2 Mei di Indonesia merupakan momen penting bagi seluruh elemen bangsa untuk merefleksikan kembali pentingnya pendidikan dalam membangun karakter dan peradaban bangsa.

Peringatan ini tidak hanya sekedar seremonial, melainkan sebagai sarana introspeksi dan evaluasi terhadap sistem pendidikan yang ada, serta upaya peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia.

Hardiknas bermula dari penghormatan kepada Ki Hajar Dewantara, tokoh pendidikan dan pahlawan nasional Indonesia, yang lahir pada tanggal tersebut.

Filosofi “Tut Wuri Handayani” yang diusungnya, mengajarkan tentang pentingnya peran pendidik dalam membimbing, mengarahkan, dan memotivasi peserta didik dari belakang, sekaligus memberikan kebebasan untuk berkembang.

Program Beasiswa NTB

Pemberian beasiswa di Indonesia telah terentang jauh sebelumnya, sejak pemerintahan Presiden RI pertama, Soekarno. Bahkan, pemberian beasiswa kepada rakyat Indonesia telah dilakukan oleh beberapa individu dari Belanda, sejak sebelum kemerdekaan.

Belanda yang telah menjajah Indonesia dalam waktu yang lama, memiliki kewajiban moral melakukan investasi berskala besar untuk kesejahteraan rakyat Indonesia, sehingga muncullah politik etis.

Salah satu bentuk politik etis memberikan beasiswa pendidikan kepada penduduk pribumi melalui Yayasan Kartini, Yayasan Van Deventer, Yayasan Tjandi dan Yayasan Max Havelaar. Melalui beasiswa itu, ada sekitar 50 pemuda Indonesia yang berkesempatan untuk menempuh pendidikan tinggi di Belanda.

Dalam catatan sejarah, salah satu penerima beasiswa ini yakni Wakil Presiden RI pertama, Mohammad Hatta dan Guru Besar Sosiologi IPB Prof. Tjondronegoro. Selain itu, seorang ahli ekonomi pertanian pertama Prof. Iso Reksohadiprodjo di Indonesia dan pelukis Basoeki Abdoellah.

Sebagian para penerima beasiswa dari pemerintah Belanda tercatat ikut dalam pergerakan nasional dalam rangka kemerdekaan RI yang mulai tumbuh pada awal abad ke-20.

Terlepas dari sejarah beasiswa itu muncul, pendidikan menjadi salah satu modal untuk mendapatkan kehidupan yang lebih baik. Namun sayangnya tidak semua orang bisa mengenyam pendidikan karena tidak memiliki biaya.

Program Beasiswa adalah Impian anak muda NTB melanjutkan studi ke jenjang lebih tinggi, sekaligus merasakan pengalaman belajar di luar negeri terwujud melalui Program 1.000 Cendekia Pemerintah Provinsi NTB.

Para penerima beasiswa NTB yang sedang menempuh studi di luar negeri memperoleh pengalaman baru. Setidaknya mereka belajar beradaptasi dan merasakan interaksi sosial dengan orang lain dari berbagai latar. Tentu ini menjadi motivasi dan modal berharga untuk meraih kesuksesan yang diidamkan.

Beasiswa 1.000 Cendekia merupakan program unggulan Gubernur NTB, Dr. H. Zulkieflimansyah, SE. M.Sc., dan Wakil Gubernur NTB, Dr. Hj. Sitti Rohmi Djalilah.Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi NTB bekerja sama dengan Lembaga Pengembangan Pendidikan (LPP) NTB sebagai pelaksana program tersebut akan mengirim 1.000 anak muda NTB belajar ke luar negeri sesuai target Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Pemprov NTB 2018-2023.

Deborah Tirtania Chrisna Pake Seko merasa sangat senang menjadi salah seorang penerima Beasiswa NTB Gemilang. Debby menempuh studi magister di Universiti Kebangsaan Malaysia (UKM) pada program English Language Study. Impiannya untuk terus mengembangkan diri bak gayung bersambut dengan adanya program beasiswa ini.

Senada juga dikatakan Adinda Sulistia. Perempuan asal Bima berusia 24 tahun ini tengah menempuh studi di Universiti Kebangsaan Malaysia (UKM), jurusan Master of Political Science

“Belajar diluar negeri adalah mimpi besar saya yang ‘hampir tidak mungkin’. Sejak duduk di bangku kuliah waktu menempuh pendidikan Sarjana, tepatnya di semester 3 terbesit dihati ‘kayaknya nyambung S2 di luar negeri menarik nih’, karena saya penasaran dan ingin merasakan bagaimana cara belajar di luar negeri, apa bedanya dengan Indonesia, bagaimana budaya mereka, bagaimana pelajar-pelajar di negara lain,” ujarnya menceritakan impiannya belajar di luar negeri.

Dr. H. Zulkieflimansyah dalam sebuah kesempatan meyakini, jika NTB mampu menuntaskan pengiriman banyak mahasiswa ke luar negeri dalam jumlah besar, hal itu akan menumbuhkan optimisme.

Masyarakat NTB akan terpantik semangatnya untuk menaklukkan tantangan yang lebih berat. Beasiswa NTB itu untuk membangun cara pandang yang lebih luas, membangun jaringan dan kemampuan berinteraksi di tengah percaturan global yang kian kompetitif. ” Investasi kita di dunia pendidikan ini tidak akan lekang oleh zaman,” kata Bang Zul

Pendidikan adalah investasi terbaik yang bisa kita berikan kepada diri sendiri dan bangsa. Selamat merayakan makna dalam setiap langkah pendidikan.”

Selamat Hari Pendidikan Nasional 2024

 

 

Kategori
OPINI

Alasan dan Sejarah, Mengapa 1 Mei Diperingati Sebagai Hari Buruh?

JAKARTA (ceraken.id)- Tanggal 1 Mei 2023 diperingati Hari Buruh Internasional atau yang disebut May Day. Peringatan Hari Buruh juga ditetapkan sebagai hari libur nasional

Hari ini diperingati di seluruh dunia untuk menghormati perjuangan pekerja dalam mendapatkan hak-hak yang adil dan perlindungan kerja yang layak. Ada sejarah panjang mengenai hari buruh.

May Day juga dikenal sebagai Hari Pekerja Internasional untuk merayakan hak-hak buruh dan delapan jam kerja sehari di Amerika Serikat.

Pada waktu itu, kondisi kerja di Amerika Serikat sangat buruk, terutama di sektor industri. Pekerja diharuskan bekerja 16 jam per hari dengan upah yang sangat rendah.

Pada pekerja ini juga bekerja tanpa jaminan kesehatan dan keselamatan kerja yang memadai.

Pada tahun 1886, sebuah gerakan pekerja mulai berkembang di Amerika Serikat yang memperjuangkan hak-hak pekerja.

Gerakan ini berusaha memperjuangkan jam kerja delapan jam per hari. Pada 1 Mei 1886, ribuan pekerja di seluruh Amerika Serikat melakukan mogok kerja untuk memperjuangkan hak-hak mereka.

Pada saat itu, ada tiga organisasi pekerja yang mengorganisir protes: Knights of Labor, Federation of Organized Trades and Labor Unions, dan International Workingmen’s Association yang juga dikenal sebagai First International.

Dalam beberapa hari, demonstrasi dan mogok kerja menyebar ke seluruh Amerika Serikat, termasuk kota-kota besar seperti Chicago, New York, dan Boston.

Pada tanggal 3 Mei 1886 bentrokan antara polisi dan demonstran meletus di Chicago. Kejadian ini kemudian dikenal sebagai Tragedi Haymarket.

Empat orang demonstran dan tujuh polisi tewas dalam bentrokan tersebut. Pasca insiden ini, banyak pekerja dan aktivis hak-hak pekerja yang ditangkap dan dipenjara.

Sejarah Hari Buruh berlanjut pada tahun 1889, sebuah konferensi internasional di Paris diadakan untuk memperingati perjuangan para pekerja dan untuk memperjuangkan hak-hak pekerja.

Konferensi tersebut menyerukan peringatan internasional setiap tanggal 1 Mei sebagai Hari Buruh Internasional.

Sejarah May Day sebagai hari buruh ini lahir dari sebuah federasi internasional, sebuah kelompok sosialis dan serikat buruh menetapkan yang 1 Mei sebagai hari untuk mendukung para pekerja, dalam rangka memperingati Kerusuhan Haymarket di Chicago pada tahun 1886.

Pada abad ke-20, hari libur 1 Mei tersebut mendapat pengesahan resmi dari Uni Soviet, dan juga dirayakan sebagai Hari Solidaritas Buruh Internasional, terutama di beberapa negara Komunis.

Namun begitu, Amerika Serikat tidak merayakan Hari Buruh pada 1 Mei, tapi pada hari Senin pertama bulan September (1 Mei adalah Hari Loyalitas, hari libur resmi tetapi tidak diakui secara luas di Amerika Serikat).

Ada beberapa pendapat yang menyatakan bahwa alasannya adalah untuk menghindari peringatan kerusuhan yang terjadi pada tahun 1886, demikian dikutip Office Holidays.

Sejak saat itu, Hari Buruh Internasional diperingati di seluruh dunia sebagai hari perjuangan para pekerja untuk mendapatkan hak-hak yang adil dan layak di tempat kerja.

Selain itu, Hari Buruh Internasional juga menjadi simbol perjuangan untuk kemerdekaan, demokrasi, dan persamaan di seluruh dunia.

Di Indonesia sendiri, Hari Buruh Internasional dirayakan pertama kali pada tanggal 1 Mei 1920, di mana serikat-serikat buruh dan pekerja melakukan aksi demonstrasi dan mogok kerja untuk memperjuangkan hak-hak mereka.

Sejarah Hari Buruh di Indonesia bermula saat negara ini masih berada di bawah kekuasaan Belanda, dan kondisi kerja para pekerja di sektor perkebunan dan industri sangatlah buruk.

Selama dijajah oleh Belanda, para pekerja dan serikat buruh sering mengalami eksploitasi dan penindasan oleh majikan Belanda.

Kondisi kerja yang tidak sangat manusiawi, upah rendah, dan tidak adanya jaminan kesehatan dan keselamatan kerja, membuat para pekerja dan serikat buruh merasa perlu untuk memperjuangkan hak-hak mereka.

Peringatan hari buruh sempat berhenti diperingati secara terbuka saat kepemimpinan Presiden Soeharto karena dinilai identik dengan paham komunis.

Letupan protes dari kaum buruh masih ada selama Orde Baru, namun tidak masif. Protesnya yang digaungkan seputar upah layak, cuti haid, dan upah lembur.

Kemudian pada masa reformasi, hari buruh kembali rutin dirayakan di banyak kota, dan mengusung berbagai tuntutan mulai dari kesejahteraan hingga penghapusan sistem alih daya. BJ Habibie sebagai presiden pertama di reformasi melakukan ratifikasi konvensi ILO Nomor 81 tentang kebebasan berserikat buruh.

Pada 1 Mei 2013, terjadi peristiwa sejarah hari buruh yang penting di Indonesia. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menetapkan hari buruh sebagai hari libur nasional.

Dari tahun ke tahun, 1 Mei selalu menjadi ajang buruh untuk menuntut hak-haknya, mulai dari upah yang pembayarannya tertunda, jam kerja dan upah yang layak, hak cuti hamil, hak cuti haid, hingga Tunjangan Hari Raya (THR) yang bisa kita nikmati hingga saat ini.***

 

 

 

Kategori
OPINI

Pilkada Arena Tarung Isi ” Gegandek”

Gagandek adalah tas yang terbuat dari anyaman bambu , dalam era kekinian barang ini sudah dijadikan souvenir bagi wisatawan yang berkunjung di Pulau Lombok.

Pada masa dulu gegandek adalah berperanan penting dalam menambah tampilan berpakaian para tetua atau pengelinsir masyarakat Sasak, tak percaya diri rasanya bepergian tanpa membawa tas anyaman bambu ini

Tetapi dibalik kesederhanaan gegandek ini, tersirat ada makna filosofi yang terkandung, menurut pendapat Raden Kedarip tokoh masyarakat Adat Bayan Lombok Utara, gegandek ternyata terselip makna tentang tatanan hidup. Kalau dibuka tutupnya akan terlihat didalam ada dua ruang yang bisa digunakan untuk menyelipkan kertas, uang, dan lain sebagainya, dan tidak terlihat walaupun tutupnya terbuka

Makna filosofi Gegandek  menurut Raden Kedarip diantara dua ruang atau lapisan pertama adalah ada hal yang bisa diketahui orang banyak dan juga hal pribadi masing – masing untuk saling menghargai dan menghormati

Dalam cerita perwayangan Sasak ” Serat Menak ” barang berupa gegandek ini sering digunakan oleh tokoh wayang bernama Umar Maya, Umar Maya adalah tokoh utama dalam cerita perwayangan disebut sebagai Praratu Siu selain Wong Menak, Munigarim, Selandir dan lainnya.

Kesaktian Umar Maya terletak pada gedandek yang dimiliki, apa pun yang diinginkan tersedia di dalamnya bahkan kesaktian gedandeknya mampu memindahkan satu kota ke tempat lain dan tempat bersembunyi jika terjadi kekacaun di negerinya.

Lalu apa hubungan gegandek dengan Pilkada ?

Istiilah Gegandek kembali dicuatkan oleh aktiivis muda Muhammad Nawawi Ishaq, dia kerap dalam diberbagai diskusi di group whatshaap menyebut bahwa pemenang pilkada tergantung berapa besar isi gegandek para kandidat

Jika diartikan narasi ini bahwa seorang calon itu punya kans untuk menang adalah seberapa besar uang atau logistik yang dimiliki dalam bertarung di Pilkada

Pendapat diatas juga sesuai dengan kajian Litbang Kementerian Dalam Negeri menyebutkan biaya politik untuk menjadi bupati atau wali kota rata-rata Rp30 miliar, sedangkan biaya menjadi gubernur bisa mencapai Rp100 miliar.

Sedangkan Pusat Edukasi Antikorupsi dalam laman websitenya menyebutkan rata-rata biaya yang dikeluarkan oleh calon kepala atau wakil kepala daerah dalam pilkada mencapai miliaran rupiah. Bahkan, biayanya bisa di atas Rp10 miliar.

Sebagian pasangan calon juga harus mengeluarkan dana pilkada melebihi harta kas (total uang tunai, deposito, giro, tabungan) dan total harta kekayaan (sesuai LHKPN).

Kondisi itulah, menurut studi KPK, menyebabkan paslon menutup kekurangan biaya dengan mencari dana tambahan melalui donasi.

Elih Delilah dkk dalam Benturan Kepentingan Pendanaan Pilkada (INTEGRITAS: 2019) menyebutkan, secara umum pengusaha mendominasi sebagai donatur paslon dalam pemilihan.

“Penyandang dana perorangan pengusaha/pebisnis selalu mendominasi sejak Pilkada 2015 (18 persen), Pilkada 2017 (26,6 persen),” tulis Elih Delilah dkk.

Kontribusi besar donatur itu bukanlah tanpa kepentingan. “Tidak ada yang namanya makan siang gratis,” demikian idiom yang sering terdengar di politik.

Dari riset itu juga terbaca bahwa penyandang dana “tetap mengharapkan balasan di kemudian hari”. Harapan itu disampaikan “secara jelas dalam bentuk lisan maupun tertulis (perjanjian) dan sebagian besar calon kepala daerah akan memenuhi harapan itu ketika dia memenangkan pilkada atau menjabat.”

Menyoal mengapa biaya politik bisa memiliki nilai yang fantastis, faktornya berkaitan dengan citra calon tersebut.

Kajian Falguera et al (2014) dan Bryan dan Baer (2005) dalam buku Pembiayaan Pemilu di Indonesia (2018) yang dipublikasikan oleh Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu), menyebutkan, beberapa alasan uang politik begitu tinggi.

Pertama, biaya politik yang mahal disebabkan oleh semakin berkembangnya fenomena profesionalisasi politik dan kampanye.

Kedua, karena kian rendahnya dukungan finansial dari kelompok akar rumput terhadap para politisi. Inilah yang berimplikasi ketergantungan peserta pemilu kepada donatur swasta dan negara.

Analisis Falguera & Bryan dan Baer juga senada dengan temuan KPK, bahwa faktor pemicu biaya politik tinggi, karena “keinginan kelompok bisnis dalam memberikan dukungan pembiayaan untuk kampanye kepada para calon dengan kompensasi dan harapan akan adanya keuntungan kepada kelompok- kelompok bisnis itu manakala calon-calon tersebut berhasil mendapatkan jabatan- jabatan publik.”

Dan, keempat, karena lemahnya penegakan regulasi atau aturan main, terutama oleh lembaga penyelenggara pemilu dan para pemangku kepentingan terkait.

Dalam buku yang sama, Mellaz (2018) juga meyakini bahwa personalisasi politik atau reputasi personal yang mesti dibangun oleh seorang calon saat kampanye adalah penyebab mahalnya mahar politik.

Politik Uang

Dalam ekonomi pasar bebas, apa pun bisa menjadi komoditas selama memiliki nilai jual. Setiap menjelang pemilihan umum atau Pilkada ada satu komoditas yang nilai jualnya tiba-tiba meroket tinggi: suara rakyat.

Pasar jual-beli suara atau politik uang biasanya semakin ramai mendekati pemilihan bahkan pagi hari sebelum pemungutan suara, sehingga memunculkan istilah beken ”serangan fajar”. Sesuai analoginya, ada kandidat yang berusaha membeli suara dan ada rakyat yang sengaja ataupun tidak sengaja menjualnya.

Dr. Kuskrido Ambardi, peneliti senior di Social Research Center, Universitas Gadjah Mada melihat ini selayaknya prinsip ekonomi terkait penawaran dan permintaan.

“Ada politisi yang menawarkan dan memulai itu, sehingga masyarakat pemilihnya yang akan mengikutinya. Tetapi, bisa juga dari masyarakat memang ada permintaan,” ujarnya.

Kuskrido menyebut, dalam sejumlah kasus masyarakat memang langsung meminta politisi untuk tidak banyak berwacana. Yang mereka tanyakan adalah soal amplop, karpet, atau bantuan perbaikan jalan.

Kuskrido mengaku memiliki pengalaman empiris terkait ini, dimana politisi sama sekali tidak percaya dengan pengembangan strategi kebijakan atau strategi persuasi. Dia sepenuhnya percaya kepada kekuatan uang. Ketika politisi lain menggelontorkan uang untuk membeli suara di sebuah daerah pemilihan, dia membelanjakan uang lebih besar lagi.

Dalam bahasa kiasan, Kuskrido menyebut politisi ini tidak hanya melakukan serangan fajar, sebagai istilah untuk pembagian amplop di pagi hari menjelang saat pencoblosan, tetapi juga menggelar serangan tengah malam.

Eep Saefulloh Fatah, CEO lembaga survei politik PollMark Indonesia menyebut, ada gejala di tengah masyarakat yang menurutnya perlu dikaji soal praktik politik uang ini.

“Sebetulnya, dalam praktek pemilu, ada dua pertanyaan yang harus kita bedakan. Apakah politik uang itu marak? Yang kedua, apakah politik uang itu efektif,” ujarnya.

Eep tidak menolak kenyataan, bahwa politik uang semakin marak. Dalam banyak survei yang dia lakukan, mayoritas responden mengakui menerima uang atau pemberian yang lain, dari kandidat atau partai politik agar mereka memilih pihak pemberi.***